cover
Contact Name
Reinardus Liborius Cabuy
Contact Email
reinnardcabuy@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
kehutanan.papuasia@unipa.ac.id
Editorial Address
Faculty of Forestry, Papua University. Jalan Gunung Salju Amban, Manokwari, Papua Barat 98314
Location
Kab. manokwari,
Papua barat
INDONESIA
Jurnal Kehutanan Papuasia (Journal of Papuasia Forestry)
Published by Universitas Papua
ISSN : 25416901     EISSN : 27226212     DOI : https://doi.org/10.46703/jkp.unipa
Core Subject : Agriculture, Social,
Jurnal Kehutanan Papuasia adalah peer reviewed jurnal tentang ilmu silvikultur, ekologi hutan, konservasi dan biodiversitas sumber daya hutan, teknologi hasil hutan, dan manajemen hutan. jurnal Kehutanan Papuasia (JKP) diterbitkan secara berkala oleh Asosiasi Peneliti Biodiversitas Papuasia dan Fakultas Kehutanan Univesitas Papua. satu volume dicetak dalam satu tahun dan dibagi dalam dua nomor yaitu edisi Januari-Juni dan Juli- Desember.
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 7 No 1 (2021): Jurnal Kehutanan Papuasia" : 9 Documents clear
Tipologi Pemanfaatan dan Pengelolaan Jenis Bambu di Distrik Rasiei Kabupaten Teluk Wondama Hendra Panambe; Rudi A. Maturbongs; Antoni Ungirwalu
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 7 No 1 (2021): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol6.Iss2.233

Abstract

Salah satu hasil hutan bukan kayu adalah jenis bambu yang memiliki manfaat nilai ekonomi dan ekologi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis bambu, pola pemanfaatan dan model atau system pengelolaan bambu oleh masyarakat lokas di Distrik Rasiei sebagai produk unggulan yang dikembangkan di Kabupaten Teluk Wondama. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan teknik survei dan wawancara. Hasil Penelitian menunjukan bahwa terdapat 9 jenis bambu. Bentuk pemanfaatan jenis bambu adalah sebagai bahan makanan, konstruksi, kerajinan, alat berburu, alat kesenian, dan perabot rumah tangga. Hasil analisis pengelolaan bambu digunakan analisis SWOT yang pengelolaannya meliputi luas wilayah potensi bambu, desain produk, ijin usaha pengelolaan, modal usaha, sumberdaya manusia dan sarana prasarana.
Analisis Vegetasi Pakan Lebah Madu (Apis mellifera) Asal Lembah Baliem Kabupaten Jayawijaya Yunus Lengka; Soetjipto Moeljono; Agustinus Murdjoko
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 7 No 1 (2021): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol7.Iss1.234

Abstract

Daratan Papua memiliki keanekaragaman hayati yang unik. Keunikan tersebut disebabkan karena Papua terletak dibawah garis khatulistiwa yang terdapat hutan hujan tropis dengan keragaman species flora yang tinggi, salah satunya adalah lebah madu. Masyarakat Lembah Baliem Wamena Kabupaten Jayawijaya pada umumnya bermukim di dataran rendah, selah-selah gunung, di bawah kaki gunung dan diatas gunung dengan ketinggian 1.600 – 3.500 meter dari permukaan laut. Kontur yang bervariasi ini terdapat species yang heterogen, hal demikian dapat mendukung masyarakat pada umumnya untuk membudidyakan lebah madu dengan pakan yang tersedia secara alami. Madu Lembah Baliem memiliki kualitas yang berbeda dengan daerah lainnya di Indonesia terlihat dari daya tarik pembeli dan nilai jual yang tinggi. Hal tersebut sangat bergantung pada jenis pakan yang tersedia, kadar air madu, masa panen yang terkontrol dan blending dari madu yang berasal dari polyfloral. Analisis vegetasi dilakukan untuk mengetahui struktur dan komposisi, keragaman jenis serta dominasi vegetasi sebagai pendukung pakan lebah madu jenis Apis mellifera pada tiga zona berdasarkan ketinggian terutama pada area sekitar peternakan lebah madu dengan teknik observasi dan deskriptif. Species yang mendominasi pada zona satu: Bidens pilosa, Pittosporum ramiflorum, Piper gibbilimbum, Grevilea papuana dan Schefflera actinophylla. Zona kedua: Crotalaria juncea, Bidens pilosa, Wendlandia paniculata, Pittosporum ramiflorum dan Grevilea papuana. Zona ketiga: Calliandra calothyrsus, Brugmansia suaveolens, Casuarina oligodon, dan Falcatarua moluccana. Vegetasi pada zona lembah memberikan perbedaan yang sangat jauh baik dalam hal jumlah maupun jenisnya tetapi jauh lebih baik kerpatan vegetasi pada vegetasi ada di zona antara dan pegunungan.
Aspek-Aspek Pembangunan Berkelanjutan Dalam Perencanaan dan Pemanfaatan Dana Desa (Studi Kasus Kampung Wamesa dan Warkomi di Distrik Manokwari Selatan) Mereyana Lusandri Numberi; Agua I. Sumule; Ihwan Tjolli
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 7 No 1 (2021): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol7.Iss1.236

Abstract

Tujuan dari penelitian ini ialah ingin melihat aspek-aspek pembangunan dalam perencanaan dan pemanfaatan dana desa pada dua kampung yaitu Kampung Wamesa dan Warkomi, Distrik Manokwari Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling dengan konsep operasional penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program pembangunan berkelanjutan yang dibiayai oleh dana desa di Kampung Wamesa dan Warkomi termasuk dalam kegiatan: pengentasan kelaparan, peningkatan kesehatan dan kesejahteraan yang baik, peningkatan pendidikan bermutu, kesetaraan gender, peningkatan air bersih dan sanitasi, peningkatan energi bersih dan terjangkau, tersedianya lapangan kerja dan ekonomi yang layak, pemerataan sosial, peningkatan pemukiman. Sedangkan program yang tidak dibiayai ialah: industri, inovasi, infrastruktur, kota dan komunitas berkelanjutan, penanganan perubahan iklim, ekosistem laut, ekosistem darat, perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang tangguh dan kemitraan untuk mencapai tujuan. Sementara kendala yang terjadi terlihat antara lain: keterbatasannya sumberdaya manusia yang terampil, terdidik dan memiliki kemampuan di bidang kerjanya, kurangnya pemahaman terhadap tupoksi kerja disebabkan karena terbatasnya tingkat pendidikan yang di tempuh.
Pemanfaatan Tumbuhan Hasil Hutan Non Kayu (HHNK) Sebagai Bahan Bangunan Rumah Tradisional Oleh Masyarakat Kampung Sembaro Renny Kambu; Matheus Beljai; Novita Panambe
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 7 No 1 (2021): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol7.Iss1.237

Abstract

Hasil hutan non kayu (HHNK) merupakan sumberdaya alam yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat suku asli di Papua Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan tumbuhan HHNK sebagai bahan bangunan rumah tradisional oleh masyarakat suku maybrat di kampung Sembaro. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik wawancara semi struktural dan pengamatan langsung di lapangan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa masyarakat suku maybrat memanfaatkan 8 jenis HHNK sebagai bahan bangunan rumah tradisional. Dari 8 jenis tersebut, sebanyak 3 jenis dimanfaatkan untuk pembuatan dinding rumah yang berasal dari bahan kulit kayu dan pelepah sagu. Untuk bahan pembuatan atap rumah digunakan daun sagu, sementara bahan lantai rumah menggunakan bambu. Untuk pengikat bahan rumah, dimemanfaatkan tumbuhan rotan sebagai tali. Pada kondisi saat ini kearifan lokal masyarakat suku maybrat tentang pemaanfaata tumbuhan hasil hutan non kayu sebagai bahan bangunan rumah tradisional sangat menurun, karena daerah ini mengalami kemajuan pembangunan yang cukup pesat.
Status Kawasan Hutan dan Potensi Ekowisata Pantai Syari di Kabupaten Manokwari Selatan Ruamba R.E; Rudi A. Maturbongs; Agustinus Murdjoko
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 7 No 1 (2021): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol7.Iss1.238

Abstract

Pantai syari merupakan salah satu objek wisata di Kabupaten Manokwari Selatan berada di poros Jalan Trans Papua Barat yang menghubungakan antara Kabupaten Manokwari, Kabupaten Manokwari Selatan dan Kabupaten Teluk Bintuni. Ekowisata Pantai Syari merupakan jasa lingkungan yang unik, dimana dalam hutan dataran rendah terdapat tiga tipe hutan dalam suatu kawasa hutan yaitu, hutan rawa, hutan mangrove dan hutan pantai. Tidak hanya hutan dataran rendah saja yang dimiliki ekowisata Pantai Syari namun ada destinasi wisata lain yaitu destinasi wisata religi yang berada di pantai ini. Kawasn hutan Pantai Syari menurut SK 783/Menhut-II/2014 terdiri dari Kawasan Hutan Areal Penggunaan Lain dan Hutan Produksi yang dapat dikonvesi, sehingga ada beberapa mekanisme yang perlu dilakukan untuk mengelola ekowisata Pantai Syari secara optimal.
Variasi Nilai Total Estimasi Biomasa dan Nekromasa pada Beberapa Tipe Hutan di Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat Albertho Wawura Sorbu; Reinardus L. Cabuy; Alexander Rumatora
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 7 No 1 (2021): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol7.Iss1.239

Abstract

Tujuan dari Penelitian ini adalah mengestimasi jumlah biomasa tumbuhan hidup dan nekromasa tumbuhan dan sisa bahan organik tumbuhan yang telah mati pada beberapa tipe tutupan lahan dan membandingkan jumlah biomasa dan nekromasa dari beberapa tipe tutupan lahan tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode quantitatif dengan mengukur berbagai sampel biomasa dan nekromasa pada beberapa tipe hutan. Hasil penelitian memperlihatkan nilai total estimasi biomasa tegakan dan karbon tertinggi pada hutan primer Gunung Meja dengan nilai biomasa tegakan 650 ton/Ha dan karbon tersimpan sebesar 299 ton/Ha. Sementara nilai akumulasi terendah diperoleh pada hutan bekas perladangan Sowi Gunung. Nilai nekromasa serasah tertinggi diperoleh pada hutan sekunder tua Aipiri sebesar 7,33 Mg h-1, sementara nekromasa serasah terendah diperoleh di hutan Sowi Gunung sebesar 1,5 Mg h-1. Nilai nekromasa dan karbon dari sisa kayu mati dan tunggak tertinggi diperoleh pada hutan sekunder tua Aipiri masing-masing sebesar 23,5 ton/Ha dan 10,81 ton/Ha. Sementara nilai terendah diperoleh pada hutan primer Gunung Meja 14,1 ton/Ha dan 6,486 ton/Ha. Tingginya variasi tersebut mengindikasikan perbedaan tipe hutan, tingkat kerapatan tegakan, tutupan hutan, rata-rata suhu dan kelembaban, intensitas cahaya.
Penilaian Potensi Kali Waremdi Sebagai Salah Satu Obyek dan Daya Tarik Potensial Wisata Kabupaten Biak Numfor Nella Kapisa; Jonni Marwa; Dominggas M.H. Renwarin
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 7 No 1 (2021): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol7.Iss1.240

Abstract

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui potensi kali Waremdi dan menentukan kelayakan untuk dijadikan sebagai ODTW (obyek dan daya tarik wisata) serta menggali persepsi masyarakat Pyefuri terhadap kali Waremdi di Kabupaten Biak Numfor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik observasi lapangan dan wawancara. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dan dianalisis dengan menggunakan tabel kriteria penelitian dan kemudian diklasifikasikan berdasarkan hasil selang kategori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kali Waremdi memiliki potensi untuk dinikmati yang didukung oleh potensi keindahan alam sekitar, air kali yang jenih dan beberapa jenis flora dan fauna yang unik disekitar kali Waremdi. Dari hasil penilain potensi, kali Waremdi memiliki hasil skor 3.100, yang berarti bahwa kali Waremdi berada pada selang kategori sedang yang bisa dikatakan layak untuk dikembangkan. Dari aspek persepsi masyarakat sekitar sangat mendukung untuk pembukaan kali Waremdi serta pengembangannya sebagai obyek wisata.
Tipe dan Penyebaran Ekosistem Hutan di Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari Nicholas M. Sorondanya; Hans F. Z. Peday; Yubelince Y. Runtuboi
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 7 No 1 (2021): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol7.Iss1.241

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tipe dan penyebaran ekosistem hutan di Pulau Mansinam, Kabupaten Manokwari. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan teknik teknik observasi langsung di lapangan. Untuk pendugaan potensi tegakan dilakukan dengan penentuan transek yang didasarkan pada karakteristik habitat, dimana penentuannya dilakukan secara sengaja dengan menggunakan metode acak sederhana dan masing-masing transek didasarkan pada tipe ekosistem dan tingkat pertumbuhan vegetasi yang dilakukan menggunakan metode berstrata sesuai dengan kondisi masing-masing habitat. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 6 (enam) tipe ekosistem yaitu ekosistem hutan mangrove, ekosistem hutan rawa, ekosistem hutan pantai berpasir, ekosistem hutan pantai berkarang, ekosistem hutan dataran rendah sekunder dan ekosistem hutan dataran rendah primer. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa potensi vegetasi pada fase pohon sebanyak 42 jenis, fase tiang sebanyak 43 jenis, fase pancang sebanyak 54 jenis dan fase semai sebanyak 60 jenis. Indeks kesamaan jenis pada ekosistem hutan di Pulau Mansinam pada fase pohon adalah heterogen.
Analisis Perubahan Tutupan Lahan Pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Pami Di Kabupaten Manokwari Maruli Tua Siagian; Nurhaida Sinaga; Irnanda A.F. Djuunaa
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 7 No 1 (2021): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol7.Iss1.243

Abstract

Penutupan lahan merupakan faktor penting, terutama tutupan lahan di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS). Monitoring terhadap pola perubahan penggunaan lahan di sekitar DAS penting untuk dilakukan sehingga dapat dipahami perubahan dan dampak yang terjadi. Perubahan penutupan lahan yang terjadi di Kabupaten Manokwari adalah dampak dari adanya proses pembangunan infrastruktur dalam memenuhi kebutuhan manusia akan pemanfaatan lahan. Penelitian ini dilakukan di sekitar DAS Pami Kabupaten Manokwari, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola perubahan penutupan lahan dengan periodik waktu tahun 2009 hingga tahun 2018. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teknik interpretasi peta melalui data citra lahan yang terekam dan analisis deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan perubahan penggunaan lahan pada kawasan terbangun di DAS PAMI selama tahun 2009-2018 yang disebabkan oleh pertambahan jumlah penduduk sehingga terjadi alih fungsi lahan. Selain itu, kondisi hidrologi menunjukkan bahwa debit aliran di DAS Pami dipengaruhi oleh perilaku hujan yang mempengaruhi kondisi kadar air tanah, tutupan lahan, dan aliran permukaan. Adapun peningkatan besaran air larian (koefisien C) dan debit limpasan (Q) pada DAS Pami seiring dengan terjadinya perubahan tata guna lahan. Tentunya pola penggunaan lahan berpengaruh terhadap perhitungan aliran permukaan yang disebabkan oleh curah hujan.

Page 1 of 1 | Total Record : 9